Selasa, 27 Oktober 2009

tak selebar daun kelor

Ada yang mengatakan anak bagaikan anak panah dan orang tua sebagai busurnya, jadi biarkan anak panah tersebut melesat cepat menembua angin, dedaunan dan menancap tepat pada sasaran yang kita bidik, hal yang patut kita renungkan baik-baik adalah ketika anak panah itu sudah terlepas dari busur takkan dapat kita tarik kembali, sedangkan busur sebagai pijakan anak panah ketika sudah ditinggalkan oleh anak panah, yang tersisa adalah sepotong kayu yang tak berguna lagi.

Senin, 31 Agustus 2009

Melihat cermin


Dalam kerumunan hingar bingar musik yang diputar seorang DJ pastilah secara tidak sadar kita akan ikut menggoyangkan tubuh kita mengikuti alunan musik yang menghentak, kaki kita secara otomatis akan ikut mengayun kesana kemari, aura yang ada disana akan terbawa kesuasana gembira dimana segala kesedihan, kepenatan, kekhawatiran akan lenyap dari benak kita hilang terbawa beat-beat musik yang dimainkan oleh DJ.
Ketika kita menghadiri prosesi pemakanan salah seorang teman atau sahabat, atau kerabat atau siapapun, kita akan terhanyut pada suasana duka, sedikit demi sedikit pikiran kita akan melayang jauh membayangkan bagaimana kalau hal itu terjadi pada diri kita, kita mulai menghitung perbuatan baik dan kejahatan yang pernah kita lakukan.
Demikian pula saat memasuki bulan Ramadhan , siapapun niscaya akan mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Didalam suasana dimana semua orang muslim melakukan puasa bermatiraga, menahan segala hawa nafsu dengan bijaksana, aura yang akan terbentuk dan keluar dari dirinya adalah aura kedamaian, ketenteraman batin jauh dari hingar bingar dunia, ketika semakin banyak orang yang berpuasa aura itu akan semakin kuat dan mempengaruhi orang-orang disekitarnya semua akan terbawa pada aura tersebut, bagi yang tidak puasa akan berpikir dua kali untuk makan, minum, merokok ditempat umum dan terbuka, mereka akan menahan diri dan berkata dalam hati "tidak enak ah diliat orang yang sedang puasa", itulah yang ada di benak semua orang mereka tidak sadar bahwa merika terbawa pada suasana dan aura yang datang dari Tuhan yang dibentuk oleh orang-orang yang berpuasa.

Kamis, 19 Maret 2009

Marilah kita bicara dengan hati


Kita adalah mahkluk ciptaan Tuhan dan sebagai mahkluk sosial kita mau tidak mau harus berinteraksi dengan orang lain yang nota bene sangat dekat dengan kita bahkan yang tiap hari berjumpa dan bertegur sapa, adakalanya juga kita harus berinteraksi dengan orang baru atau belum pernah kita kenal sama sekali. Sebagai manusia yang dibekali hati dan pikiran (dan ini yang membedakan kita dengan binatang) sering kali kita hanya mengandalkan kelebihan akal pikiran kita saja, (atau lebih gilanya lagi kita hanya mengandalkan otot / kekuasaan sementara) seringkali kita melupakan hati, rasa persaudaraan, dan rasa kemanusiaan. hari ini atau kemarin mungkin kita berjumpa dengan orang lain yang belum kita kenal ketika kita berbicara dengan orang yang tidak kita kenal sama sekali atau baru saja ketemu kita harus bicara dengan hati-hati bahkan ketika kita harus marah sekalipun kita harus memilih dan memilah kata-demi kata dan kalimat demi kalimat, hal tersebut adalah wajar dan harus kita lakukan agar supaya kita tidak menyinggung perasaan yang pada akhirnya akan membuat hubungan kita dengan orang tersebut menjadi tidak harmonis, sehingga apabila kita punya kepentingan lebih lanjut kita akan kesulitan sendiri, juga karena hal itulah yang ditanamkan kedua orang tua kita sejak kita masih kecil dan akan kita tanamkan lagi kepada anak kita kelak dikemudian hari.
Hari ini, kemarin dan besok kita akan selalu berjumpa dan bertegur sapa dengan teman, saudara orang tua, atasan, maupun bawahan dimana orang-orang tersebut adalah orang yang sangat kita kenal, sangat dekat dengan hidup kita, yang tiap hari kita ketemu akan terjadi banyak interaksi dan dalam berbagai suasana hati, kadang biasa, kadang gembira, sedih, marah, murka, kecewa, bahagia dan lain-lain, maka kita harus benar-benar menggunakan hati kita dalam mendampingi pikiran kita untuk memilih dan memilah kata dan kalimat agar supaya apa yang kita ucapkan pada orang tersebut menjadikan dia gembira dan berbahagia setiap tiap kali ketemu dengan kita, gunakan sedikit saja otak atau pikiran kita karena harus kita sadari bahwa apa yang ada di benak (otak) kita adalah pikiran-pikiran yang akan selalu memilih untuk mencari keuntungan dan luapan emosi semata, dan apabila kita tidak pandai dalam mengatur ritme berpikir kita akan lebih banyak merugikan dari pada menguntungkan, jangan pernah berpikir bahwa orang tersebut setiap hari ketemu dengan kita maka apabila ada kekecewaan akan mudah untuk minta maaf dan melupakannya, dan jangan pernah berpikir bahwa orang tersebut tidak penting dalam hidup kita meskipun dalam kenyataannya dia hanyalah bawahan kita, atau sekolahnya pun kita lebih tinggi atau dia lebih miskin dari kita.
Mulailah berpikir apa yang kita punya dan peroleh sekarang ini baik itu kekayaan, maupun kekuasaan itu adalah hasil kerja kersa mereka para bawahan dan anak buah kita, merekalah yang bekerja siang dan malam setiap hari, dan dari kerja keras merekalah yang sebagian besar dan teramat besar kita yang menikmati dan sebagian kecil dan teramat kecil kita berikan kepada mereka.
Jadi janganlah perkataan sikap dan perbuatan kita masih menyakitkan dan mengecewakan mereka. Akan lebih mudah untuk menyadarkan para bawahan agar menghargai atasan atau majikan karena mereka bekerja, dan bertuturkata dengan hati, mereka akan sangat berhati hati dengan segala ucapan ketika berhadapan dengan atasan, mereka akan bertindak dan bertingkah laku dengan hati-hati agar tidak menyakiti dan mengecewakan atasannya. Akan sangat sulit bahkan mustahil untuk menyadarkan para atasan agar menghargai para bawahan dan anak buahnya, apalagi jika atasan itu masih mempunyai atasan lagi atau orang yang lebih berkuasa dari padanya, dia akan cenderung bertindak sebagai penjilat, bertuturkata manis kepada atasannya agar memperoleh pujian dan bertuturkata kasar pada bawahannya agar dianggap berkuasa. Maka renungkanlah sebentar dan mulailah dengarkan suara hati dan gunakan hati kepada semua orang, dan gunakan sedikit saja otak kalau saja kamu punya otak.

Rabu, 11 Maret 2009

lat soal tik sma

sebenarnya soal-soalnya mau saya posting langsung di blog ini, tapi mungkin lain kali aja soalnya belum ada waktunya jadi ya saya simpan di ziddu dulu. lagia itu soalnya dalam format word jadi bisa diedit untuk di perbaiki semoga bermanfaat.
soal uus tik xi 2008
soal pra uas tik 2008

Selasa, 20 Januari 2009

Ketika Sekolah tidak dipercaya untuk mendidik anak

Seorang murid kelas 8 SMP mengadukan gurunya kepolisi dengan didampingi oleh orangtuanya, mereka menuntut keadilan melalui jalur hukum, selang beberapa waktu sang gurupun dipanggil ke kantor polisi untuk dimintai keterangan, kemudian biasanya pihak kepolisian menyarankan jalan damai untuk kedua belah pihak, akan tetapi seolah jalan damai itu sudah tertutup rapat kemudian sang orang tua murid menuntut kepengadilan.....
Di semarang sering kita dengar dan kita baca adanya perkelahian atau tawuran antar anak sekolah dan ketika mereka ditangkap polisi dan dimintai keterangan akhirnya sebagian besar siswa sekolah tersebut tidak tahu persis apa sebab mereka ikut tawuran dan ikut terluka, jawaban mereka sepele dan begitu singkat "solider dengan teman"
Kekerasan guru terhadap siswa sering kita baca di media cetak, bahkan di televisi beritanya tayang berulang-ulang, ada juga salah satu televisi yang membuat acara infotaintment tentang guru tersebut, sebagian masyarakat berpendapat "orang itu tidak pantas menjadi guru", lantas pendapat itu kemudian ditulis dan dijelaskan di beberapa media cetak dengan mengacu pada buku petunjuk menjadi guru yang baik, dan disana ada tertulis bahwa seseorang yang pantas menjadi seorang guru yang baik adalah bla..bla...bla...
Adanya kecurangan pada pelaksanaan UAN Ujian Akhir Nasional yang melibatkan beberapa guru dan bahkan kepala sekolah, usaha itu dilakukan agar semua anak didiknya dapat lulus ujian dan melanjutkan pendidikannya...
Ada anak didik yang memprotes terhadap guru yang mengawasi ujian disekolahnya karena guru tersebut mondar-mandir dikelas saat mengawasi ujian dan hal tersebut mengganggu konsentrasinya dalam mengerjakan soal ujian (mungkin juga mempersempit peluang untuk berbuat curang),
Ditemukan kunci jawban soal ujian nasional maupun kebocoran soal ujian nasional dari tangan beberapa siswa sebuah sekolahan dan tidak pernah ditemukan (dicari) siapa yang dengan sengaja membocorkannya....
Demontrasi mahasiswa salah satu perguruan tinggi berahir dengan bentrok dengan aparat, dan berlanjut menjadi kerusuhan, beberapa mahasiswa dan bahkan masyarakat terluka dan harus dilarikan kerumah sakit dan beberapa saat kemudian beberapa mahasiswa ditangkap oleh polisi untuk dimintai keterangan...
Semua itu tidak bisa kita hitung secara matematis berapa orang yang pantas menjadi guru yang baik... dan berapa orang yang bisa menjadi guru yang baik...dan berapa orang yang mau menjadi guru....
Yang menjadi pertanyaan dibenak saya adalah apakah sekolah-sekolah kita "diIndonesia" masih menjadi tempat yang baik untuk mendidik anak-anak kita "generasi muda"...kalau jawabannya msih baik sekolah kita menjadi tempat mendidik anak-anak, darimana kita mesti memperbaikinya...dan kalau jawabannya sudah tidak baik lagi menjadi tempat mendidik anak-anak, lalu dimana kita akan menyekolahkan anak-anak kita, apakah mesti ke negeri tetangga? kalau sikap guru-guru sekarang ini dinilai kurang baik dan kompetensinya tidak mencukupi untuk dikatakan sebagai guru yang baik lalu siapakah yang bisa, mampu, dan mau untuk menjadi guru yang baik dan pantas untuk mengajar anak-anak, dimana lagi negara kita harus menciptakan guru yang baik dan kompeten, apakah harus kita mengambil guru dari negara tetangga...
Kalau kesejahteraan guru-guru kita tidak mencukupi untuk hidup yang layak dikarenakan pemerintah tidak mampu atau pihak penyelenggara pendidikan (swasta) tidak mampu untuk meningkatkan kesejahteraan guru lalu siapa lagi yang harus memikirnya dan meningkatkan taraf hidup mereka kalau bukan masyarakat sebagai pengguna jasa mereka..